Titik Pahit

Dunia itu kejam. Kadang gue tuh bener-bener pengen balik ke tempat saat gue gangerti apa-apa. Kepahitan. Pahit. Rasa yang yang kita rasakan pada saat seperti ini. Seperti di dalam jiwa ada yang ingin keluar tapi tidak bisa karena jika di keluarkan pasti akan menimbulkan masalah baru. Karena jiwa yang terpenuhi dengan emosi segitu banyaknya, kita pasti akan jadi sering jutek.

Kadang kita ingin merasa dihargai dan diberi bahu pada saat seperti ini dan mengira bahwa dia akan memberi jawaban yang kita harapkan. Tetapi malah sebaliknya, Kritik adalah yang kita dapatkan dan membuat semuanya menjadi lebih parah lagi. Karena tidak semua orang bisa mengerti apa yang kita rasakan.

Kekecewaan akan selalu ada. Dan terkadang semua itu akan datang dalam waktu yang bersamaan. Kata orang-orang kita tidak bisa hanya merengek-rengek, kita harus selalu berpacu. Tetapi akan ada titik di mana kita sudah tidak sanggup untuk melakukan apa-apa.

Semua itu pasti ada jalan keluar. Jika kita masih menginginkannya, kita harus lebih rajin lagi. Tetapi kalau kita hanya setengah-setangah, lebih baik ita mundur saja daripada mengecewakan orang lain.

Dunia itu memang pahit. Tetapi tanpa masalah-masalah seperti ini kita tidak akan hidup, karena kita akan selalu bergerak. Sedangkan jika hidup kita tidak ada masalah, kita akan berdiam dan mati.